Jam CENAT CENUT =D

Minggu, 12 Juni 2011

Girls Generation (Lagi)

Besok ya :D

My Imagination #3

Tiba - tiba ada seseorang yang menepuk bahuku dari belakang. Huh ternyata dia lagi.
"Mau apa lagi lo? Lo masih belum puas ngebentak - bentak gue?" Tanya gue nyolot.
"Eh eh ... Nggak gitu. Gue cuma mau bilang sorry gue udah ngebentak - bentak lo." Jawabnya dengan gugup sambil mengulurkan tangannya. Gue sambut uluran tangannya dengan senyuman.
"Oke, gue maafin lo kok." Kata gue masih dengan senyuman termanisku. Tangannya besar, dan hangat, membuatku betah bersalaman dengannya. Tatapannya tajam penuh kesungguhan untuk meminta maaf. Kita bersalaman cukup lama, aku sibuk dengan lamunanku sendiri, begitu juga dengan Bastian.
"Woi !" Teriakan Ranny tepat di telingaku sukses ngebuat gue kaget dan langsung melepaskan tangan gue dari tangan Bastian.
"Apaan sih lo Ran. Bikin gue kaget aja. Bastian-kan lagi minta maaf sama gue." Gue terus ngomong nerocos.
"Iya iya sorry. Lagian lo sih yang lama. Minta maaf aja 5 menit. Pegangan tangan lagi." Ledek Ranny.
"Ranny ini tu bukan pegangan tangan. Ini namanya berjabat tangan, beda sama pegangan tangan!" Omel gue.
"Iya iya. Ya udah pulang aja yuk." Ajak Ranny.
"Oke." Aku langsung meninggalkan Bastian yang dari tadi masih terpaku, sibuk dengan lamunannya sendiri.
***
Sorenya gue duduk di depan jendela, memandangi pemandangan yang indah dengan mengenakan baju tidur dan sandal rumah berbentuk Doraemon. Sambil ngedengerin lagunya SNSD girl band Korea kesukaan gue. Gue terus ngelamun, dan akhirnya gue putusin buat nulis diary aja.

Dear diary,
Hari ini gue kenalan sama murid baru, namanya Bastian. Orangnya keren tapi agak nyolot. Udah dulu ya. Gue udah kehabisan imajinasi nih. bye...

Tiba - tiba hp gue geter sendiri. Ternyata ...

To be continue...

Senin, 06 Juni 2011

My Imagination #2

"Wow !" Kataku dalam hati.
Dia natap mata gue tajem banget, meleleh dah gue. Gue agak asing sama dia, ternyata dugaan gue bener. Dia anak baru namanya Bastian. Orangnya tinggi, cakep, dan kayaknya sih baik. Karena reflek, gue langsung aja lari menghampiri si Bastian.
"Sorry, gara - gara gue lo hampir jatuh." Jelas gue dengan nada memelas, sambil tertunduk takut.
"Sorry sorry. Lo sih gampang tinggal ngomong sorry, sedangkan gue harus nanggung resiko segede itu. Untung gue merhatiin jalan, kalo nggak kepala gue kan bisa pecah !" Omelnya membuatku menatapnya tajam dengan penuh amarah. Ternyata dugaan gue salah, gue kirakan dia baik ternyata eh ternyata dia galaknya minta ampun.
"Lo kurang puas sama ucapan sorry gue itu ? Lo maunya apa sih ? Lo kan nggak kenapa - napa, jangan seenaknya bentak - bentak gue !" Gue terus memakinya karena gue kesel banget sama dia, udah baik gue mau nyusulin dia, masih kurang aja ni anak.
"Lo kok jadi nyolot gitu sama gue !"
"Lo juga yang bikin gue nyolot ! Lagian lo juga anak barukan ? Nggak usah belagu deh !" Gue terus aja ngomelin si Bastian cowok belagu itu, cakep sih cakep tapi cuma bikin kesel.
"Oke gue tau gue itu murid baru, tapi gue juga punya harga diri. Kalo gue digini'in sah - sah aja dong kalo gue nggak terima !" Balasnya dengan menatap mataku lebih tajam.
"Tapi keenggak terimaan lo tu lebay ! Udah ah, males gue nanggepin orang kayak lo, buang - buang energi aja !" Gue akhirin pertengkaran kita berdua secara sepihak, kalo nggak diginiin kapan bisa selesai.
Tapi tiba - tiba . . .

To be continue ...

Kamis, 02 Juni 2011

My Imagination

"Lila bangun ! ini sudah jam setengah 6 !" Teriakan ibuku yang dasyat membuatku terbangun dari tidurku.
"Iya bu, sebentar !" Jawabku dengan tergesa - gesa.
Pagi ini tak seperti biasanya. Aku bangun terlalu siang, ini membuatku harus melakukan segala hal dengan cepat. Pukul. 06.05 aku berangkat ke sekolah. O iya gue belum memperkenalkan diri, namaku Lila Herzegovina Kusuma, gue siswi SMP Negeri 1 Salatiga VII C/ 15. Berhubung rumah gue di Ambarawa jadi harus berangkat pagi - pagi. Di terminal gue udah ditungguin sama sahabat gue dari TK, SD, SMP. Namanya Ranny, dia anak VII B/ 05, orangnya pinter, cantik, setiakawan, nggak nyesel gue punya sahabat kayak dia.
***
Sampek di kelas langsung aja tu sahabat gue Canilla nyodorin lollipop kesukaan gue. Saat gue lihat yang lain ternyata mereka juga dibeliin lollipop sama Canilla. Langsung aja kita foto - foto bareng sambil makan lollipop. Agak boring sih di sekolah, soalnya nggak ada kerjaan. Hari ini hari pertama remidiasi, dan gue hari ini nggak ada yang remidi. Dari tadi gue kerjaannya cuma jalan - jalan bolak - balik sama Canilla. 
Akhirnya pukul. 08.30 pun tiba, kita sekelas bahas wasana warsa kelas. Biar kelas yang lain nggak ganggu rapat kita, aku dan Berry mengunci pintunya.
"Jeglek jeglek..." Gagang pintu kelasku tiba - tiba bergerak sendiri. Otomatis aku dan Berry langsung membukanya. Ternyata wali kelas kami.
"Lain kali pintu kelas tidak perlu dikunci !" Bu Susi menasihati kami.
"Baik bu." Dengan kompaknya kami menjawab.
"Siapa yang sampai nanti siang tidak remidi ?" Pertanyaan itu membuatku dan Berry langsung mengacungkan tangan.
"Baik Lila dan Berry ikut saya." Kami bergegas memakai sepatu.
Ternyata kami di ruang guru diberi tugas untuk memotongi nama - nama untuk repor kenaikan kelas. Baiklah kami harus mengerjakannya dengan baik.
Setiap kami menengok ke sisi kanan langsung saja perut kami berbunyi karena terdapat koperasi.
"Gue laper Lil." Nasib Berry sama denganku yang juga kelaparan.
"Sama Ber gue juga." Jelas gue dengan nada memelas.
"Tapi kita udah dikasih tanggung jawab sama Bu Susi." Jawab Berry membuatku mengurungkan niat untuk pergi ke Koperasi.
"O iya, baiklah kita harus menyelesaikan pekerjaan ini." Kataku dengan penuh semangat.
Akhirnya pekerjaan kami selesai, langsung saja kami bergegas menuju Koperasi.
***
Ranny mengajakku untuk pulang. Gue langsung mengiyakannya karena gue juga pengen pulang. Kita langsung bergegas nyari si Tian, ternyata dia lagi nungguin kakak kelas. Okelah gue sama Ranny jajan dulu aja sambil nyari si Fera. Udah ketemu Fera, tapi perut nggak bisa kompromi, gue langsung jajan deh sama Ranny.
Karena nunggu Tian lama gue, Ranny, Tasya duduk di depan kelas. Gue kebiasaan duduk sila tapi kalo udah pegel ya gue selonjorin aja. Saat kakiku gue selonjorin ternyata tanpa gue sadari ada orang mau lewat. Dia hampir kejegal, tapi dia berhasil ngehindarin. Saat gue liat mukanya ternyata dia ...

To be continue . . .